Thursday, May 09, 2013

Wayang Kulit adalah Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity



Wayang Kulit adalah Seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Kata `wayang' diduga berasal dari kata `wewa­yangan', yang artinya bayangan wayang kulit terbuat dari kulit binatang ( sapi atau kerbau). Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling), dan kemanak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada. UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang. Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata dengan menggunakan. 
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam yang di lakukan oleh Sunan Kalijaga ( Wali Songo ). Beberapa seni budaya wayang selain menggunakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Bali juga ada yang menggunakan bahasa Melayu lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar. Untuk Jaman sekarang memang sudah sangat jarang pertunjukkan wayang kulit. Biasanya wayang kulit di pentaskan dalam acara-acara penting misalnya acara pernikahan, keagamaan dan acara-acara penting lainnya. Wayang kulit digelar semalaman, dengan satu orang dalang dan diiringi para seniman pemain gamelan Jawa. 
Dalang adalah orang yang memainkan wayang yang terbuat dari kulit, yang disebut wayang kulit. Sang dalang sekaligus juga menceritakan semua alur cerita wayang kulit, perlu stamina yang bagus dan keahlian khusus untuk menjadi seorang dalang, karena harus duduk bersila dan memainkan wayang kulit semalaman. lebih lengkapnya bisa baca di Wikipedia.

Oya kemarin saya mendapat undangan untuk melihat wayang kulit di SMAN 1 Bandar Kedungmulyo, Jombang dalam rangka Dies Natalis Sekolah saya dulu yang ke 21 (6 Mei 1992 - 6 Mei 2013) dalangnya pun tidak mendatangkan dari luar alias made in SMAN 1 Bandar Kedungmulyo sendiri. Karena saya alumni di SMA tersebut langsung saja menghubungi teman-teman lama saya untuk juga ikut menghadiri acara nonton bareng wayang kulit hehehehe. Dalangnya ada 2 adalah Guru Penjasorkes ( Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan ) saya dulu waktu SMA jadi makin seru hehehehe yang bernama NURHADI,S.Pd dan salah satu siswa SMAN 1  Bandar Kedungmulyo yang bernama Rawang Gumelar yang masih Kelas X. Dalam pembukaan acara tersebut Ki Rawang Gumelar ( kayaknya gimana gitu masak masih muda di panggil Ki  hehehehe) yang menjadi dalangnya terlebih dahulu tetapi setelah memasuki acara utama dalang pun berganti dengan Ki Nur Hadi yang memimpin acara sampai semalaman suntuk. Acara nonton wayang kulit ini di hadiri oleh masyarakat umum khususnya Siswa siswi SMAN 1 Bandar Kedungmulyo biar pada tahu budaya leluhur. Biar tahunya gak Naruto mulu xixixixixi, Nguri-nguri budaya bangsa sendiri itu penting agar mengenali bangsanya sendiri dan melestarikannya. 

Berikut Foto-fotonya : 

Ki Rawang Gumelar ( Pembukaan Acara )
Ki Nur Hadi mementaskan wayang kulit
Sinden Menyanyikan lagu-lagu jawa
Musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit

Panggung acara
Para penonton


Tidak lupa foto narsis hahahahaha Cekidot


Hahaha
Para alumni yang menghadiri acara ( temen-temen yang lain kabur waktu mau di foto )
Kang Mas Afri senyumnya hmmmm...... hehehehehe

Kang Mas Dedi uye...............

3 comments:

  1. I like This your post, coz nice

    ReplyDelete
  2. kadang kita sebagai warga negara indonesia sendiri kurang menghargai budaya dan kesenian setiap daerah, org luar justru lebih menghargai dan mencintai budaya dan kesenian indonesia itu sendiri.

    http://travelling.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bro semoga kita2 yang masih muda ini bisa melesterikan budaya bangsa kita :-b semangat....

      Delete

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.

Terima Kasih Atas Kunjungannya